Monday, 4 June 2018

MENGATASI EMBRIO MATI DALAM TELUR


 MENGATASI EMBRIO MATI DALAM TELUR
OLEH DENNY DEKA KORWIL KLI PURWASUKA



 
  
*Dead in Shell (DIS) – Embrio mati dalam cangkang*
Dari berbagai sumber.
Apa yang menjadi penyebab embrio mati dalam cangkang, padahal embrio tersebut sudah berbentuk sempurna?
Dead in Shell (DIS) atau embrio mati dalam cangkang bisa disebabkan oleh banyak hal antara lain:
*1. Kelembaban*. Tingkat kelembaban yang ideal adalah 60% hingga 65%. Kelembaban yang terlalu rendah akan membuat membran mengkerut sehingga embrio seolah oleh terbungkus ketat oleh plastik dan tidak bisa bernafas. Kelembaban yang terlalu tinggi juga merupakan masalah karena bisa membuat embrio “tenggelam” dalam “kantong udara”. Kalaupun menetas, biasanya anakan burung terlihat terlihat lebih besar karena terjadi “pembengkakan”.
*2. Temperatur.* Idealnya, temperatur berkisar antara 37° hingga 39°C. Temperatur yang terlalu rendah atau terlalu tinggi bisa menyebabkan DIS.
*3. Mal-nutrisi.* Terlihat sepele tapi mal-nutrisi pada indukan juga bisa menyebabkan terjadinya DIS. Indukan yang mendapatkan nutrisi yang cukup akan menghasilkan telor yang sehat dan mengandung nutrisi yang cukup untuk perkembangan embrio. Kuning telor yang merupakan makanan embrio selama berada dalam telor mengandung banyak nutrisi dan harus mencukupi kebutuhan embrio. Berikut adalah efek dari kekurangan beberapa nutrisi yang diperlukan oleh embrio:
- Vit A: embrio mati setelah sekitar 48 jam inkubasi karena tidak bisa berkembang.
- Vit D: embrio mati setelah 18 – 19 hari inkubasi karena tulang dan paruh tidak berkembang dengan baik.
- Vit E: embrio mati setelah 84 – 96 jam inkubasi karena pendarahan.
- Vit B2: embrio mati setelah 60 jam, 14 hari dan 20 hari setelah inkubasi karena tidak berkembang dengan
baik
- Biotin: embrio mati setelah 19 – 21 hari inkubasi karena cacat tulang
- Vit B12: embrio mati setelah 20 hari inkubasi karena pendarahan dan kerusakan jaringan, pembengkakan
organ tubuh dan pendarahan.
- Seng: embrio mati sebelum berkembang karena organ tidak tumbuh sebagaimana mestinya
- Yodium: embrio mati karena ukuran tiroid mengecil dan waktu penetasan yang melebihi batas normal.
- Besi: embrio mati karena haegmolobin yang rendah sehingga oksigen tidak sampai ke paru paru.
*4. Kebersihan kandang dan sarang.* Kandang dan sarang yang tidak bersih bisa menyebabkan terjadinya infeksi oleh bakteri maupun virus.
*5. Kelebihan kalsium.* Kelebihan kalsium membuat cangkang telor mengeras dan sulit dipecahkan oleh embrio pada waktunya.
*6. Mutasi.* Ada beberapa mutasi yang menyebabkan kondisi burung menjadi lemah dan tidak terkucuali embrio nya. Contoh : pale fallow. Untuk jenis mutasi yang membuat kondisi burung menjadi lemah, anda bisa menyilangkannya dengan jenis wild type (wild form, wild colour atau apapun istilahnya) dan kemudian anda bisa mengembangkannya lewat “burung split” yang dihasilkan.
*7. Inbreed.* Pada beberapa kasus inbreed juga bisa menjadi penyebab DIS karena adanya lethal factor.
*8. Tingkat kedewasaan burung.* Burung yang berumur dibawah satu tahun secara umum belum matang secara seksual.
*9. Pengeraman yang tidak sempurna.* Umumnya terjadi pada burung yang baru pertama kali mengeram. Selain itu pemilihan bahan sarang juga kadang berpengaruh.
Dalam beternak burung, sebaiknya jangan memforsir burung anda karena burung anda bukan mesin. Sebaiknya setelah 2 atau maksimum 3 kali masa pengeraman, istirahatkan burung anda minimal untuk 1 atau 2 periode. Sederhananya begini, setelah tiga kali bawa anak, satu kali istirataht. Jika satu periode bawa anak = 3 bulan, maka dalam satu tahun maksimal hanya diternak sebanyak tiga kali (3x3 = 9 bulan) dan istirahat satu kali (1x3= 3 bulan).
Ben KLI



No comments:

DAFTAR JUARA KOPDAR FIGHTER JILID VIII KARAWANG

DAFTAR JUARA KOPDAR FIGHTER JILID VIII   KARAWANG LAPANGAN HAW-HAW BERKICAU ...